Pages

Thursday, March 13, 2014

Konsep Jaringan

Jaringan Komputer (Computer Network) ?

 
  • Sebuah jaringan minimal terbentuk dari dua komputer yang terhubung (connection) sehingga masing-masing dapat membagi sumber dayanya (resources sharing).
  • Adapun pada kenyataannya jaringan (Networks) lebih komplek daripada skenario koneksi dua komputer, seluruh jaringan berdasar pada konsep pembagian (sharing).
  • Jika sebuah komputer terhubung dan berkomunikasi dengan komputer lainnya tentu sangat tergantung pada teknologi, untuk itu terdapat banyak tipe koneksi fisik (physical connections) dan perangkat lunak terkait (software).  


Gambar 1-1 Sebuah Jaringan LAN Pada Umumnya


Tiga Tipe Jaringan (Networks)


  • Local Area Networks (LAN): Adalah kumpulan komputer yang terhubung dengan jaringan pada daerah yang sempit (a small physical region), seperti sebuah gedung perkantoran, kampus dan RT/RWnet.
  • Wide Area Networks (WAN): WAN mencakup koneksi jaringan lintas dunia; sarana komunikasi pihak ke tiga (a third-party communications carrier) biasanya digunakan untuk mengirim (transmit) komunikasi antar jaringan.
  • Metropolitan Area Networks (MAN): MAN menggunakan teknologi WANs untuk menghubungkan (interconnect) LAN pada sebuah daerah geografik tertentu, seperti sebuah kota.

Jaringan Peer-To-Peer 



Komputer pada sebuah jaringan peer-to-peer dapat berfungsi sebagai sebuah client maupun sebagai sebuah server, jaringan peer-to-peer tidak memiliki kontrol terpusat (centralized control) pada sumber daya yang terbagi (shared resources). Semua peralatan dapat membagikan sumber dayanya dengan semua komputer pada jaringan yang sama.
Hubungan peer berarti tidak ada satu komputerpun yang memiliki prioritas akses tertinggi, maupun tanggung jawab tertinggi untuk membagikan sumber daya.

Seluruh pengguna (user) pada jaringan peer-to-peer dapat bertindak sebagai administrator jaringan. Sehingga setiap pengguna jaringan dapat mengatur hak akses sumber daya pada komputer yang digunakannya. Pengguna mungkin saja memberikan hak akses tidak terbatas (unlimited access) pada sumber daya lokal, atau memberikan ijin hanya pada sumber daya tertentu.

Setiap pengguna dapat memutuskan apakah pengguna lain dapat mengakses sumber daya secara sederhana hanya dengan melakukan permintaan (requesting), atau harus menggunakan kunci (password).

Gambar 1-2 Jaringan Peer-To-Peer

Selain fleksibilitas dan keleluasaan individu pada sumber daya di sebuah jaringan peer-to-peer, kekacauan pemberian hak adalah hal yang lumrah pada jaringan peer-to-peer. Untuk itu keamanan (security) harus menjadi perhatian utama. Anda dapat mengatur (set-up) sebuah jaringan peer-to-peer agar sumber dayanya terkumpul dalam sebuah workgroups. Dalam aturan (setting) sebuah workgroup, pengguna yang mengetahui kunci (password) yang benar dapat meng-akses sumber daya, sedangkan yang tidak mengetahuinya tidak dapat mengakses sumber daya.

Catatan: Sistem keamanan pada sebuah workgroups masih sangat lemah karena tanpa keamanan jaringan yang luas (without network-wide security). Konfigurasi peer-to-peer dapat berfungsi dengan baik pada jaringan yang kecil, tetapi dibutuhkan kunci (password) yang berbeda untuk setiap sumber daya terbagi yang ada pada sebuah jaringan.

Jaringan peer-to-peer tersebut pada suatu saat tidak dapat lagi berfungsi dengan baik jika jumlah pengguna dan sumber daya semakin bertambah. Tidak dapat berfungsinya jaringan tersebut bukan karena tidak berfungsinya jaringan secara fisik tetapi karena semakin rumitnya jaringan tersebut (semakin banyaknya kunci (password) untuk mengakses sumber daya tertentu).

Pada umumnya jaringan peer-to-peer terdiri dari sekumpulan komputer workstation atau sering disebut juga client yang terhubung melalui media jaringan yang sama. Komputer workstation tersebut pada umumnya tidak dirancang untuk dapat berfungsi sebagai server jaringan, sehingga unjuk kerja (performance) dari jaringan dapat dengan mudah menjadi sangat lamban pada saat banyak pengguna yang mencoba meng-akses sumber daya pada beberapa komputer atau peralatan lainnya. Selain itu jika sebuah komputer sedang di akses sumber dayanya oleh pengguna lainnya melalui jaringan, maka pengguna pada komputer tersebut akan merasakan penurunan unjuk kerja (performance) dari komputer yang sedang digunakannya.

Contoh:

Sebuah komputer membagi printernya untuk dapat digunakan bersama-sama melalui jaringan, pada saat printer tersebut digunakan oleh pengguna lainnya melalui jaringan maka komputer yang membagikan printernya akan mengalami penurunan unjuk kerja (performance). Hal tersebut akan sangat terasa pada komputer berkecapatan rendah yang membagikan sumber dayanya. Pada sebuah jaringan peer-to-peer tidaklah mudah untuk mengorgranisasi data yang ada,karena setiap komputer dapat berfungsi sebagai server, hal ini menyulitkan pengguna untuk selalu mengetahui informasi yang dicari berada pada komputer yang mana.

Jika setiap 10 pengguna bertanggung jawab pada sebuah kumpulan dokumen, salah seorang dari mereka mungkin harus mengakses ke 10 komputer untuk mencari file tertentu. Seiring dengan pertumbuhan jaringan, desentralisasi membuat pencarian informasi tertentu pada sumber daya bertambah sulit dan usaha penyelamatan data (backing up data) semakin rumit dibandingkan menyelamatkan data pada sebuah tempat penyimpanan data yang terpusat, karena anda harus menyelamatkan data pada setiap komputer yang ada pada jaringan untuk melindungi data yang terbagi.

Sepintas jaringan peer-to-peer tidak layak untuk dipertimbangkan karena hal-hal tersebut diatas. Tetapi jangan lupa bagaimanapun jaringan peer-to-peer menawarkan beberapa hal yang menarik, khususnya untuk organisasi dan jaringan yang kecil.

Untuk memasang (install) jaringan peer-to-peer termasuk mudah dan murah. Jaringan peer-to-peer umumnya hanya membutuhkan sebuah sistem operasi seperti: Ms. Windows 95 atau Windows for Workgroups, pada komputer yang memiliki kartu jaringan (NIC=Network Interface Card) dan media jaringan yang sama. Begitu komputer terhubung, pengguna dapat segera membagikan informasi dan sumber dayanya. 
  

Beberapa kerugian jaringan peer-to-peer:

  • Pada waktu yang sama anda hanya dapat menerapkan atau merubah keamanan jaringan pada sebuah sumber daya saja (penerapan atau perubahan keamanan sumber daya yang ada pada jaringan dilakukan secara satu per satu).
  • Kunci (password) yang harus diingat oleh pengguna bertambah banyak seiring dengan bertambahnya sumber daya yang di bagi (shared resources).
  • Anda harus melakukan penyelamatan data (backup) pada setiap komputer untuk melindungi data yang terbagi (shared data).
  • Pada saat seseorang meng-akses sumber daya yang terbagi, komputer dimana sumber daya tersebut berada mengalami penurunan unjuk kerja (performance).
  • Tidak adanya pola organisasi yang terpusat (no centralized organizational scheme) untuk meng-alokasi atau mengatur hak akses kepada data.

Beberapa keuntungan dari jaringan peer-to-peer: 

  • Mudah dalam pemasangan (install) dan konfigurasi.
  • Masing-masing komputer tidak tergantung pada sebuah server khusus (dedicated server).
  • Pengguna dapat mengatur pembagian sumber dayanya sendiri (own shared resources).
  • Biaya invenstasi dan operasional jaringan peer-to-peer tidak mahal.
  • Anda tidak membutuhkan peralatan atau software lainnya selain sebuah sistem operasi, kartu jaringan, dan kabel.
  • Tidak membutuhkan seorang karyawan khusus sebagai administrator untuk menjalankan jaringan.
  • Cocok untuk jaringan dengan jumlah pengguna 10 atau kurang.


Jaringan Client/Server



Client/Server biasa di deskripsikan sebagai “network servers” atau “server-based” (Microsoft lebih suka menggunakan istilah “server-based” untuk mendeskripsikan hubungan Client/Server).

Sebagai definisi sederhana sebuah server adalah sebuah mesin (komputer) yang hanya berfungsi untuk melayani atau menjawab (dengan kata lain me-respond) permintaan client. 




Sebuah server biasanya sangat jarang dioperasikan secara langsung oleh manusia. Sebuah server dioperasikan oleh seorang administrator hanya pada saat: pemasangan (install) sistem operasi atau penambahan aplikasi perangkat lunak (software), meng-konfigurasi (configure), atau mengatur fasilitas layanan-nya (manage its services).

Pada umumnya, sebuah server adalah sebuah kombinasi dari perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) khusus, yang menyediakan layanan-layanan (services) pada sebuah jaringan kepada komputer-komputer lainnya (workstations) atau untuk proses lainnya. Jaringan berbasis-server (server-based) bertumpu pada komputer yang memiliki fungsi khusus (special-purpose computers) disebut server yang menyediakan tempat penyimpanan terpusat (centralized repositories) untuk sumber daya jaringan, berikut keamanan dan pengaturan hak akses terpusat dalam perusahaan (incorporate centralized security and control access).

Sebagai perbandingan, jaringan peer-to-peer tidak memiliki keamanan atau fungsi perawatan terpusat (no centralized security or maintenance functions).

Ada banyak alasan-alasan mengapa memilih meng-implementasikan sebuah jaringan berbasis server, termasuk pemusatan pengaturan sumber daya pada jaringan melalui penggunaan keamanan jaringan (network security) dan pengaturan melalui konfigurasi dan setup server.

Sebuah komputer server umumnya memiliki processor atau CPU yang kencang, memory yang cukup besar, harddisk yang berkapasitas besar, dan peralatan tambahan seperti tape drives dan CD-ROM, jika dibandingkan dengan komputer client atau workstation.



Beberapa Pertimbangan Perangkat Keras Server
Komponen
Jaringan Peer to Peer
Jaringan berbasis server
Lokasi sumber daya yang terbagi (Location of the shared resources)
Pada komputer pengguna (on user’s computers)
Server khusus (dedicated servers)
RAM
Berdasarkan kebutuhan pengguna. Ms. Windows NT Workstation membutuhkan minimum 12 MB, disarankan 16 MB. Windows 95 disarankan paling sedikit RAM 8 MB.
Sebesar mungkin. Minimal 16 MB. Super servers yang mendukung ribuan pengguna tidak boleh kurang dari 64 MB. (tergantung NOS yang digunakan).
CPU
Berdasarkan kebutuhan pengguna. Minimal sebuah 386DX. Windows NT Workstation 4.0 membutuhkan sebuah 486DX atau lebih atau dukungan processor RISC. Windows 95 membutuhkan sebuah 386DX atau lebih.
Berdasarkan pada beban server. Paling tidak 486 (tergantung NOS yang digunakan). High performance servers mendukung banyak processor (multiple processors).
Ruangan disk (disk space)
Sangat ber-variasi tergantung kebutuhan pengguna.
Sangat ber-variasi dengan kebutuhan organisasi. Sebesar mungkin tetapi harus direncanakan untuk ekspansi. Disarankan minimal 1 GB untuk sebuah organisasi yang kecil. Super servers tidak lagi membatasi hanya sampai gigabyte. Tetapi Kapasitasnya tergantung pada jumlah harddisk yang dapat di-akomodasi.




Server dirancang untuk memproses banyak permintaan (multiple requests) pada sumber daya yang dibagi secara cepat dan efisien.

Server biasanya hanya-untuk (dedicated) melayani (servicing) permintaan client jaringan.

Sebuah server seharusnya di letak-kan pada lokasi khusus dan aman (misal: ruangan kontrol akses yang terpisah dari akses umum area kantor), karena bagaimanapun keamanan fisik dalam hal meng-akses server adalah sebuah kunci penting dalam keamanan jaringan.

Jaringan berbasis server selalu menyediakan verifikasi terpusat (centralized verifications) pada user accounts dan passwords.

Sebagai contoh:

Windows NT menggunakan konsep model domain untuk mengatur users, groups, dan mesin/komputer, dan untuk mengontrol hak akses sumber daya jaringan. Sebelum users dapat meng-akses sumber daya jaringan, mereka harus memberikan nama dan password ke sebuah domain controller, sebuah server memeriksa nama account dan password pada sebuah database berdasarkan beberapa informasi. Domain controller hanya akan mengijinkan kombinasi account dan password yang sesuai untuk meng-akses sumber daya yang ada. Hanya seorang administrator jaringan yang dapat merubah informasi keamanan di dalam database domain controller.

Pendekatan ini memberikan keamanan terpusat, dan mengijinkan anda untuk mengatur sumber daya secara bertingkat sesuai derajat kontrol berdasarkan kepentingan, sensitivitas, atau lokasi.

Tidak seperti model peer-to-peer, jaringan berbasis-server biasanya membutuhkan hanya sebuah login tunggal pada jaringan itu sendiri. Sehingga mengurangi banyaknya password yang harus diingat oleh pengguna.

Disamping itu sumber daya jaringan seperti file-file dan printer lebih mudah di temukan sebab semuanya berada pada server tertentu, tidak berada di komputer pengguna masing-masing pada jaringan.

Sumber daya jaringan yang ter-konsentrasi pada sejumlah kecil server akan memudahkan dalam perawatan dan penyelematan data (back up and maintain)

Tidak seperti jaringan peer-to-peer, jaringan berbasis-server lebih besar ukurannya. Pada saat populasi jaringan berkembang, jaringan peer-to-peer menghadapi masalah serius dan dapat menjadi sangat lamban dan tidak dapat dikendalikan (unmanageable). Sebagai perbandingan, jaringan berbasis-server dapat melayani dari beberapa pengguna dan sumber daya sampai dengan ribuan pengguna dan sumber daya yang terpisah secara geografik. Dalam kata lain, jaringan berbasis-server dapat berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan.

Seperti model jaringan peer-to-peer, jaringan berbasis-server juga memiliki kerugian-kerugian. Kerugian yang paling jelas adalah tambahan biaya operasional jaringan. Jaringan berbasis-server membutuhkan satu atau lebih komputer yang memiliki kemampuan tinggi dan tentunya lebih mahal untuk menjalankan perangkat lunak server yang khusus (jelas tidak murah).

Selain itu, jaringan berbasis-server membutuhkan seseorang dengan pengetahuan yang memenuhi syarat untuk meng-operasikan server tersebut.

Melatih pegawai-pegawai untuk mencapai keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur sebuah jaringan berbasis-server, atau meng-gaji seorang administrator jaringan yang siap pakai, juga merupakan tambahan biaya operasional jaringan.

Aspek negatif lainnya dari jaringan berbasis-server adalah: Pemusatan sumber daya dan pengaturan memang telah menyederhanakan akses, kontrol, dan pemusatan sumber daya, tetapi hal ini menimbulkan sebuah permasalahan baru “single point of failure on networks” yang artinya kegagalan jaringan di-karena-kan kegagalan pada satu titik saja. Jika server tidak dapat di-operasikan, sebuah jaringan berbasis-server secara keseluruhan menjadi bukan jaringan lagi (is not a network at all).

Pada jaringan dengan server lebih dari satu, kehilangan salah satu server berarti kehilangan pada seluruh sumber daya yang berhubungan dengan server yang tidak dapat berfungsi tersebut. Apalagi jika server yang tidak berfungsi tersebut adalah satu-satunya sumber yang menyimpan informasi pengaturan akses dari pengguna-pengguna (users) yang ada, sehingga seluruh user tersebut tidak dapat meng-akses jaringan bagaimanapun juga L .



Beberapa keuntungan dari jaringan berbasis-server adalah:
  • Jaringan berbasis-server memberikan pemusatan (provide centralized) user accounts, kemanan (security), dan pengaturan akses (access control), yang memudahkan administrator jaringan.
  • Peralatan yang lebih ber-dayaguna berarti lebih efisien-nya proses akses ke sumber daya jaringan dengan baik.
  • Pengguna (users) hanya perlu mengingat satu password untuk login jaringan, yang akan memberikan mereka hak akses ke-seluruh sumber daya yang di-ijinkan untuk di akses.


Beberapa konsekuensi dari jaringan berbasis-server adalah:

  • Kegagalan sebuah server dapat mengakibatkan tidak berfungsinya jaringan; sehingga mengakibatkan hilangnya sumber daya jaringan.
  • Seluruh jaringan membutuhkan staff yang berpengalaman untuk mengatur perangkat lunak server yang khusus (special-purpose server software) yang komplek, sehingga menambah biaya secara keseluruhan.
  • Biaya selalu meningkat seiring dengan kebutuhan akan perangkat keras yang berfungsi khusus (dedicated hardware) dan perangkat lunak yang dirancang khusus (specialized software).






No comments:

Post a Comment