What The Numbers Mean?
IP address v4 yang terdiri dari 32 bit biner memiliki fungsi sebagai identifier. Bagian pertama (sisi sebelah kiri) ialah identifier jaringan (network id) dan bagian kedua (sisi sebelah kanan) adalah identifier host (host id).
Kategori IPv4
IPv4 dapat dikategorikan dalam 2 pendekatan:
1) Class full architecture
2) Classless Inter Domain Routing Architecture
Class full merupakan pendekatan yang pertama kali digunakan (tahun 1981) dan diperbaiki oleh pendekatan Classless Inter Domain Routing (1993) saat kebutuhan jumlah IP yang ada meningkat seiring pertumbuhan penggunaan teknologi ICT. Perbedaan mendasarnya ialah subnet mask yang digunakan.
1) Class full architecture
2) Classless Inter Domain Routing Architecture
Class full merupakan pendekatan yang pertama kali digunakan (tahun 1981) dan diperbaiki oleh pendekatan Classless Inter Domain Routing (1993) saat kebutuhan jumlah IP yang ada meningkat seiring pertumbuhan penggunaan teknologi ICT. Perbedaan mendasarnya ialah subnet mask yang digunakan.
Class full
Dibagi menjadi 5 kelas major A hingga E. Sampai saat ini masih digunakan di lapangan untuk keperluan internal organisasi, namun untuk jaringan internet, telah digunakan CIDR.
Kelas IPv4
CIDR
Pada arsitektur CIDR, besar porsi network id dan host id tidak terpaku pada octet pertama, kedua dan ketiga. Dengan arsitektur ini, sebuah alamat IP dilengkapi dengan sebuah penanda posisi network portion. Penanda ini disebut Subnet Mask.
Subnet Mask
Bernilai satu (1) untuk menandakan bit IP yang sama posisinya sebagai network portion. Bernilai nol (0) untuk menandakan bit IP yang sama posisinya sebagai host portion.
Keterangan
|
Octet 1
|
Octet 2
|
Octet 3
|
Octet 4
|
IP dotted dec
|
172
|
168
|
1
|
7
|
IP biner
|
10101100
|
10101000
|
00000001
|
00000111
|
Subnet mask
|
11111111
|
11111111
|
11111111
|
00000000
|
Arti
|
Network portion
|
Host portion
|
||
Penulisan
|
IP 172.168.1.7 netmask
255.255.255.0
|
Keterangan
|
Octet 1
|
Octet 2
|
Octet 3
|
Octet 4
|
IP dotted dec
|
172
|
168
|
1
|
7
|
IP biner
|
10101100
|
10101000
|
00000001
|
00000111
|
Subnet mask
|
11111111
|
11111111
|
11111000
|
00000000
|
Arti
|
Network portion Host portion
|
|||
Penulisan
|
IP 172.168.1.7 netmask
255.255.248.0
|
Subnet Mask dan Notasi Slash pada CIDR
Untuk memudahkan penulisan, dapat digunakan notasi slash setelah IP address, jumlah angka sesudah slash ialah jumlah bit biner subnet mask yang bernilai satu (1)
Penulisan Standar
|
Penulisan dengan slash
|
202.10.19.90 netmask 255.255.255.224
|
202.10.19.90/27
|
10.10.15.8 netmask 255.128.0.0
|
10.10.15.8/9
|
172.16.0.0
|
172.16.0.0/18
|
Aturan Penggunaan Alamat IP untuk Host
Network ID tidak boleh sama dengan 127. Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan “loopback”. (“loopback” adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjukkan dirinya sendiri).
Host portion dalam biner tidak boleh seluruh bit diset 1, karena akan diartikan sebagai alamat broadcast ID. Broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket diterima dan didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
Host portion dalam biner tidak boleh seluruh bit diset 0. Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak mununjukkan suatu host. Host ID harus unik dalam suatu network. Dalam suatu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama.
Kategori Alamat IPv4
Alamat IP versi 4 memiliki 3 kategori dengan 3 fungsi berbeda:
1. Network IP address / network ID / network address.
2. Host IP address / host ID / host address.
3. Broadcast IP address / broadcast ID / broadcast address.
Network Address
- Termasuk dalam network address jika semua bit porsi host bernilai nol (0).
- Berfungsi sebagai identifier jaringan, dengan menggunakan alamat ini, artinya mengacu pada seluruh host dalam jaringan yang sama.
- Alamat ini digunakan pada routing table.
Perhatikan contoh berikut:
Keterangan
|
Octet 1
|
Octet 2
|
Octet 3
|
Octet 4
|
IP dotted dec
|
192
|
168
|
6
|
0
|
IP biner
|
11000000
|
10101000
|
00000110
|
00000000
|
Subnet mask (255.255.255.0)
|
11111111
|
11111111
|
11111111
|
00000000
|
Arti
|
Adalah network IP address (semua bit
porsi host bernilai nol)
|
Host Address
Adalah alamat IP yang dapat digunakan pada perangkat di jaringan (host), seperti komputer, laptop, PDA, ipod, ipad, tablet, CCTV IP dan interface router. Sebuah host address akan memiliki kombinasi nol dan satu pada porsi hostnya.
Keterangan
|
Octet 1
|
Octet 2
|
Octet 3
|
Octet 4
|
IP dotted dec
|
192
|
168
|
6
|
5
|
IP biner
|
11000000
|
10101000
|
00000110
|
00000101
|
Subnet mask (255.255.255.0)
|
11111111
|
11111111
|
11111111
|
00000000
|
Arti
|
Adalah host IP address (bit porsi host
bernilai kombinasi)
|
Broadcast Address
Adalah alamat yang dicadangkan untuk komunikasi intra jaringan. Setiap pesan yang ditujukan ke semua host pada jaringan tersebut dapat ditujukan pada alamat ini. Sebuah broadcast address akan memiliki nilai satu (1) untuk semua bit porsi host.
Keterangan
|
Octet 1
|
Octet 2
|
Octet 3
|
Octet 4
|
IP dotted dec
|
192
|
168
|
6
|
255
|
IP biner
|
11000000
|
10101000
|
00000110
|
11111111
|
Subnet mask (255.255.255.0)
|
11111111
|
11111111
|
11111111
|
00000000
|
Arti
|
Adalah broadcast Ip address (semua bit
porsi host bernilai 1)
|
Host Address dan CIDR
Tidak selalu sebuah IP address berakhiran .255 merupakan broadcast address, perhatikan contoh berikut.
Keterangan
|
Octet 1
|
Octet 2
|
Octet 3
|
Octet 4
|
Ip dotted
|
192
|
168
|
6
|
255
|
Ip biner
|
11000000
|
10101000
|
00000110
|
11111111
|
Subnet mask (255.255.252.0)
|
11111111
|
11111111
|
11111100
|
00000000
|
Arti
|
Adalah host IP address (bit porsi host
bernilai kombinasi)
|
Penentuan Network Address dan Broadcast Address dari IP Address
Jika kita mengetahui sebuah IP address dan subnet mask nya, maka kita dapat mengetahui network address, range host address dan broadcast address. Proses penentuan net id disebut proses ANDing. Proses penentuan broad id dengan mengganti semua bit biner porsi host menjadi satu (1).
Operand
|
Operator
|
Operand
|
Hasil
|
0
|
AND
|
0
|
0
|
0
|
AND
|
1
|
0
|
1
|
AND
|
0
|
0
|
1
|
AND
|
1
|
1
|
IP Address V4 untuk Organisasi
Untuk kepentingan pengalamatan dalam organisasi, telah disediakan kelompok IP berikut yang bisa digunakan secara bebas (IP ini tidak digunakan pada internet).
IP
address range
|
Number
of address
|
Classfull
description
|
Largest
CIDR block (subnet mask)
|
Host
ID size
|
10.0.0.0
– 10.255.255.255
|
16177216
|
Single class A
|
10.0.0.0/8 (255.0.0.0)
|
24 bits
|
172.16.0.0
– 172.31.255.255
|
1048576
|
16 contiguous class Bs
|
172.16.0.0/12 (255.240.0.0)
|
20 bits
|
192.168.0.0
– 192.168.255.255
|
65536
|
256 contiguous class Cs
|
192.168.0.0/16 (255.255.0.0)
|
16 bits
|
Pembagian Jaringan Secara Logik
Sebuah jaringan besar dapat dibagi menjadi subnet-subnet yang lebih kecil, hal ini dilakukan karena:
- Performance jaringan yang lebih kecil akan lebih baik, disebabkan oleh berkurangnya lalu lintas broadcast pada jaringan tersebut (jumlah host lebih sedikit).
- Pengaturan sumber daya dan keamanan yang lebih baik, karena setelah dipisahkan sub jaringan satu dan yang lainnya tidak dapat berkomunikasi tanpa router. (pada router dapat diberikan konfigurasi keamanan)
Pembagian Jaringan
Pembagian jaringan merupakan proses pengubahan ukuran jaringan dengan mengubah nilai subnet mask (sehingga nilai porsi host akan berubah). Pembagian ini dapat dibedakan menjadi dua metode:
1. Simple same size subnetting
2. Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Simple Same Size Subnetting
Metode ini akan membagi jaringan menjadi sub jaringan yang jumlahnya kelipatan 2 dengan jumlah host yang sama untuk setiap subnet.
Contoh, sebuah jaringan kelas C dapat dibagi menjadi 4 bagian sama besar.
Dapat digunakan kaidah table ini untuk mempermudah. (contoh dengan kelas C, untuk kelas B maka 1 network pada /16, untuk kelas A maka 1 network pada /8)
Slash
|
Subnet mask
|
Jumlah network
|
Jumlah total IP
|
Jumlah host IP
|
/24
|
255.255.255.0
|
1
|
256
|
254
|
/25
|
255.255.255.128
|
2
|
128
|
126
|
/26
|
255.255.255.192
|
4
|
64
|
62
|
/27
|
255.255.255.224
|
8
|
32
|
30
|
/28
|
255.255.255.240
|
16
|
16
|
14
|
/29
|
255.255.255.248
|
32
|
8
|
6
|
/30
|
255.255.255.252
|
64
|
4
|
2
|
Contoh
PT. XYZ memiliki 3 divisi:
- Penjualan = 50 komputer, 3 switch, 1 interface router
- Gudang = 60 komputer, 5 switch, 1 interface router
- HRD = 59 komputer, 4 switch, 1 interface router
Tentukan alokasi IP address yang optimal untuk kasus di atas jika kelas yang digunakan ialah kelas C 192.168.5.0/24
Jawab :
1. Tentukan kebutuhan host
Kode
|
Nama bagian
|
Kebutuhan IP host
|
A
|
Penjualan
|
51 IP
|
B
|
Gudang
|
61 IP
|
C
|
HRD
|
60 IP
|
2. Pilih pembagian yang paling
cocok dari table berdasarkan jumlah host maksimum yang dibutuhkan
Slash
|
Subnet mask
|
Jumlah network
|
Jumlah total IP
|
Jumlah host IP
|
/24
|
255.255.255.0
|
1
|
256
|
254
|
/25
|
255.255.255.128
|
2
|
128
|
126
|
/26
|
255.255.255.192
|
4
|
64
|
62
|
/27
|
255.255.255.224
|
8
|
32
|
30
|
/28
|
255.255.255.240
|
16
|
16
|
14
|
/29
|
255.255.255.248
|
32
|
8
|
6
|
/30
|
255.255.255.252
|
64
|
4
|
2
|
3. Tentukan network id untuk
masing-masing subnetwork
Kode
|
Network address
|
Keterangan
|
A
|
192.168.5.0
|
IP pertama
|
B
|
192.168.5.64
|
IP pertama + jumlah total IP
dari baris table yang dipilih
|
C
|
192.168.5.128
|
IP kedua + jumlah total IP dari
baris table tang dipilih
|
-
|
192.168.5.192
|
Tidak terpakai, ini adalah
subnet keempat yang didapatkan (IP ketiga + jumlah total IP dari baris table yang
dipilih)
|
4. Buatlah table lengkapnya
Kode
|
Network address
|
Broadcast address
|
Range IP address
|
IP dibutuhkan
|
IP sisa
|
A
|
192.168.5.0
|
192.168.5.63
|
192.168.5.1 – 192.168.5.62
|
51
|
11
|
B
|
192.168.5.64
|
192.168.5.127
|
192.168.5.65 – 192.168.5.126
|
61
|
1
|
C
|
192.168.5.128
|
192.168.5.191
|
192.168.5.127 – 192.168.5.190
|
60
|
2
|
sumber : Cisco Fundamental 2, Joko Christian, M. Kom
No comments:
Post a Comment