Layered Model – Keuntungan
Untuk menggambarkan interaksi antara
berbagai protocol, digunakan model layer. Layered model menggambarkan operasi
yang terjadi pada tiap layer (lapisan) dan interaksinya. Keuntungan menggunakan
layered model ialah:
1. Membantu
dalam desain protocol, karena protocol yang beroperasi pada layer spesifik,
memiliki aturan tersendiri dan interface (antar muka) tertentu bagi layer atas
atau bawahnya.
2. Mendukung
kompetisi, karena produk dari berbagai vendor dapat bekerja bersama.
3. Menghindari
perubahan teknologi satu layer, karena mempengaruhi layer lain.
4. Menyediakan
bahasa yang sama untuk mendeskripsikan fungsi dan kapabilitas jaringan.
Layered Model – protocol dan
referensi
Ada 2 jenis dasar model jaringan :
1. Model
protocol
2. Model
referensi
Model protocol menyediakan model
yang mendekati struktur dari suatu protocol suite. Bentuk hirarkis dari
protocol suite umumnya merepresentasikan semua fungsionalitas yang dimiliki.
Termasuk dalam model protocol ialah TCP/IP. Model ini mendeskripsikan dengan
spesifik fungsi yang terjadi pada tiap layer.
Model referensi adalah model yang
menyediakan referensi umum untuk mempertahankan konsistensi bagi semua tipe
protocol dan layanan jaringan. Model referensi tidak dimaksudkan sebagai
spesifikasi implementasi atau memiliki detail yang cukup. Tujuan utama dari
model referensi ialah membantu pemahaman fungsi dan proses yang terkait. Open
System Interconnection (OSI) model adalah model paling umum digunakan sebagai
referensi, digunakan untuk desain, spesifikasi operasi dan troubleshooting.
Meskipun model TCP/IP dan OSI adalah
2 model yang sering digunakan, dapat digunakan atau dibuat model lain yang
sesuai dengan kondisi. Pada dasarnya, karena standarisasi, semua desainer (vendor)
diharuskan mengkomunikasikan produk atau layanan mereka dalam dua model
tersebut.
TCP/IP model
Model protocol layer pertama yang
dibuat tahun 1970an disebut dengan model internet. Mendefinisikan 4 kategori fungsi
yang harus dilakukan agar komunikasi sukses. Karena arsitektur dari protocol
suite TCP/IP mengikuti model tersebut, model internet kemudian secara umum
disebut sebagai model TCP/IP.
Kebanyakan model protocol
menjelaskan urutan protocol yang spesifik secara vendor, namun model TCP/IP
adal model terbuka (open standard), tidak ada perusahaan yang mengontrol
definisinya. Definisi dari standar ini didiskusikan terbuka pada forum dan
dokumentasi terbuka yang sering disebut RFC (Request for Comments).
TCP/IP model – proses komunikasi
Model TCP/IP mendeskripsikan
fungsionalitas dari protocol yang menyusun TCP/IP protocol suite.
Protokol-protokol ini diimplementasi baik pada host pengirim maupun penerima
dan berinteraksi untuk menyediakan pengiriman data end to end melalui jaringan.
Berikut adalah langkah lengkapnya :
1. Pembuatan
data pada layer aplikasi pengirim.
2. Segmentasi
dan enkapsulasi data saat data tersebut turun ke protocol yang lebih bawah.
3. Pengiriman
data melalui media (sesuai dengan jenis media) pada network access layer.
4. Transportasi
data melalui internetwork, yang terdiri dari media dan alat perantara
(intermediary).
5. Penerimaan
data oleh network access layer penerima.
6. Dekapsulasi
dan penyusunan data saat naik ke protocol yang lebih tinggi.
7. Memberikan
data yang telah diproses pada layer aplikasi penerima.
TCP/IP model – PDU dan enkapsulasi
Saat data turun dari satu layer ke
layer yang lain, dalam perjalanannya untuk dikirim, masing-masing layer
(protocol) menambahkan informasi pada data tersebut. Hal ini disebut dengan
proses enkapsulasi. Format dari data yang dihasilkan oleh tiap layer disebut
dengan PDU (Protocol Data Unit).
Dalam proses enkapsulasi, PDU dari
layer yang sebelumnya dienkapsulasi lagi oleh layer yang bersangkutan.
Masing-masing PDU pada layer yang berbeda memiliki nama yang berbeda. Meskipun
tidak ada konvensi penamaan universal, disini digunakan nama berdasarkan
protocol yang ada.
Data
à
Application layer PDU
Segment
à
Transport Layer PDU
Packet
à
Internetwork layer PDU
Frame
à
Network layer PDU
Bits
à
PDU saat mengirim data melalui media
TCP/IP model – proses kirim dan
terima
Saat mengirim pesan melalui
jaringan, stack protocol pada host beroperasi dari atas ke bawah (sebaliknya
jika proses menerima dari bawah ke atas). Berikut contoh pengiriman data dari
web server ke browser di client :
1. Protocol
aplikasi, dalam hal ini adalah HTTP, mengirim data halaman web ke layer
transport.
2. Pada
transport layer, data besar tersebut disegmentasi, tiap segmen diberikan label
informasi disebut header, berisi tentang proses yang akan menerima data ini
pada host penerima. Juga berisi data agar segmen yang ada dapat disusun ulang.
3. Transport
layer mengirim segmen ke internet layer, dimana protocol IP diimplementasi. Di
sini tiap segmen dienkapsulasi dengan IP header yang berisi alamat sumber dan
tujuan.
4. Berikutnya
paket IP dikirim ke network access layer. Di sini Ethernet protocol digunakan
untuk mengenkapsulasi paket. PDU yang dihasilkan ialah frame yang memiliki
header (berisi halaman fisik) dan trailer (berisi cek parity).
5. Frame
yang ada diencode sesuai dengan media yang digunakan NIC dari server.
Proses terima oleh client merupakan
kebalikan dari proses kirim:
1. Bit
diubah menjadi frame.
2. Header
dan trailer frame diambil, menjadi paket lalu dikirim ke layer atas.
3. Header
paket diambil, menjadi segmen lalu dikirim ke layer atas.
4. Header
segmen diambil, lalu disusun ulang dan data dikirim ke application layer.
OSI Model
OSI model pada awalnya didesain oleh
International Organization for Standardization (ISO) untuk menyediakan
framework untuk membangun sistem suite protocol yang terbuka, terlepas dari
dependensi produk.
Sayangnya karena kecepatan penetrasi
internet dengan TCP/IP yang cepat, perkembangan suite protocol OSI menjadi
tertinggal. Meskipun demikian beberapa protocol yang dikembangkan berdasarkan
spesifikasi OSI digunakan secara luas.
Sebagai model referensi, OSI model
menyediakan daftar yang detail dari fungsi dan service yang dapat terjadi pada
tiap layer. Juga interaksi antar layer. Catatan: jika model TCP/IP menggunakan
nama maka OSI model menggunakan nomor.
1. Physical
à
mengatur fungsi teknis untuk pengiriman bit melalui media.
2. Data
link à
mengatur cara mengirim data frame antar perangkat.
3. Network
à
memberikan layanan untuk pertukaran data antar perangkat yang dikenali.
4. Transport
à
memberikan layanan segmentasi, transport dan penyusunan data
5. Session
à
memberikan layanan pertukaran data antar aplikasi.
6. Presentation
à
memberikan layanan representasi data yang ditransfer antar aplikasi.
7. Application
à
mengatur format data yang dikirim berdasarkan karakteristik aplikasi.
TCP/IP model dan OSI – perbandingan
No comments:
Post a Comment