Secara
garis besar jaringan telekomunikasi terdiri dari dua ruas yaitu
1. Ruas
antara terminal dan switching, ruas ini disebut access network
2. Ruas
antara switching dan switching, ruas ini disebut backbound network
Jaringan Akses / Access Network
Jaringan
akses telekomunikasi dapat dibagi atas :
1.
Jaringan
Lokal Akses Kabel (Jarlokab/Jarkab)
i)
Jaringan yang menggunakan kabel tembaga
sebagai media transmisinya.
ii) Jaringan
yang paling lama dan paling banyak digunakan.
iii) Jaringan
ini merupakan jenis jaringan yang tertua di Indonesia, yang dimiliki oleh
operator PT. Telkom.
iv) Jaringan
akses tembaga sering disebut jaringan akses metalik yang telah memiliki ± 9
juta sst (satuan sambungan telepon).
2.
Jaringan
Lokal Akses Radio (Jarlokar)
i)
Jaringan yang menggunakan radio sebagai
media aksesnya.
ii) Jaringan
ini sekarang sering disebut sebagai dengan BWA (Broadband Wireless Access).
iii) Jaringan
ini memanfaatkan penggunaan spectrum frekuensi untuk berbagai aplikasi
telekomunikasi.
3.
Jaringan
Lokal Akses Fiber Optik
i)
Jaringan ini menggunakan serat optic
sebagai medianya.
ii) Aplikasinya
terdiri dari FTTZ (Fiber To The Zone), FTTC (Fiber To The Curb), FTTB (Fiber To
The Building) dan FTTH (Fiber To The Home).
iii) Jaringan
Lokal Akses Fiber dimiliki oleh beberapa operator yaitu : PT Telkom, PT
Indosat, Exelcomindo.
Arsitektur jaringan fiber optic secara umum
·
Sistem Jarlokaf setidaknya memiliki 2
buah perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi
sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan.
·
Lokasi perangkat opto elektronik di sisi
pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO)
·
Secara praktis TKO berarti batas
terakhir kabel optic ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi
sinyal optic ke sinyal elektronik.
4.
Jaringan
Akses Satelit
i)
Jaringan ini dapat menjangkau antar
pulau dan antar benua, tergantung pada coverage area dari satelit.
ii) Beberapa
operator satelit di Indonesia diantaranya : PT Telkom, PT Indosat, PT PSN
(Pasifik Satelit Nusantara) dan PT Cakrawala.
Signaling
·
Pengertian
Signaling adalah semua pensinyalan
yang dibutuhkan dalam melakukan panggilan di jaringan telekomunikasi.
·
Arah sinyal
a. Arah
signaling terdiri dari arah forward dan arah reverse
b. Jika
panggilan berasal dari A menuju B, maka forward signal mengalir dari telepon A
menuju sentral telepon B tempat B berada.
c. Sedangkan
reverse signal adalah sebaliknya
·
Syarat signaling
a. Handal.
Transfer informasi yang handal (pelanggan yang ditujulah yang ringing).
b. Cepat.
Proses call set up cepat.
c. Tanpa
noise.
·
Klasifikasi signaling
a. Subscriber
– Exchange signaling, signaling yang terjadi antara pesawat pelanggan dengan
sentral ataupun sebaliknya. Signaling ini lebih dikenal sebagai subscriber
signaling.
b. Exchange
– Exchange signaling, yaitu signaling yang terjadi antar sentral telepon.
Signaling antar sentral terdiri dari Channel Associated Signaling (CAS) dan
Common Channel Signaling (CCS).
·
Subscriber signaling
a. Pelanggan
ke sentral à
signaling yang berasal dari pesawat pelanggan, terdiri dari on-off hook, nomor
dial dan informasi jumlah uang (pay phone).
b. Sentral
ke pelanggan, yaitu signaling yang dikirimkan oleh sentral ke pesawat
pelanggan, terdiri dari info status sentral sibuk atau tidak, info status
pelanggan yang dipanggil sibuk atau tidak, info status pelanggan yang dipanggil
sibuk atau tidak, info charging serta dering.
·
Exchange to exchange signaling
a. Common
Associated Signaling (CAS), yaitu signaling dimana informasi speech dan informasi
signaling mengalir melalui jalur yang sama.
b. Common
Channel Signaling (CCS), yaitu signaling dimana informasi speech dan informasi
signaling mengalir melalui jalur yang terpisah.
Pengaturan Rute (Routing)
Suatu upaya untuk menentukan jalan yang
ditempuh (penyaluran informasi) guna membangun sistem perhubungan.
Pengaturan Rute Jaringan Wilayah
Perencanaan
tersebut harus dapat menampung:
·
Pertumbuhan lalu lintas telekomunikasi
masa datang
·
Perkembangan ilmu dan teknologi
·
Perubahan peralatan yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
·
Sekecil mungkin resiko kesalahan
perhitungan dan peramalan
Jaringan Wilayah
1.
Jaringan
Daerah Pedesaan (Rural)
·
Untuk penduduknya belum padat
(pedesaan), disediakan sentral berkapasitas kecil. Sentral ini tidak dijaga,
tetapi dikendalikan oleh sentral induk yang lebih besar (remote exchange)
·
Daerah luar kota, dapat dilengkapi
dengan sentral local (terminal), tergantung dari besar kecilnya daerah kota
tersebut. Semua hubungan dari dan ke tempat ini disalurkan (routing) melalui
sentral induk.
2.
Jaringan
Lokal Sentral Tunggal
Jaringan
local sentral tunggal adalah jaringan yang terdapat pada suatu kota yang
pelanggannya dicatu oleh satu sentral saja. Sentral ini mempunyai operator
sendiri untuk melayani informasi.
3.
Jaringan
Lokal Multi Exchange
Setiap
sentral local yang ada di kota multi exchange ini melayani pelanggan yang ada
di daerah lokalnya, sehingga membentuk jaringan pelanggan. Di samping jaringan
pelanggan di tiap-tiap sentral, juga sentral-sentral tersebut dihubungkan satu
sama lain dengan jaringan junction. Dengan jaringan junction ini memungkinkan
para pelanggan di seluruh kota dapat saling berhubungan.
Ada 3 macam hubungan yang dapat
dilakukan oleh sentral-sentral yang bersangkutan, yaitu:
1.
Sirkuit
Langsung (Direct Circuit)
Direct
circuit ini merupakan sirkuit yang berhubungan langsung antara 2 sentral local,
guna menampung semua lalu lintas atas 2 sentral yang bersangkutan.
2.
Sirkuit
Tandem
Sirkuit
yang menampung seluruh lalu lintas antar 2 sentral atau lebih dengan melalui 1
atau lebih sentral tandem
3.
Rute
Alternatif
Penggunaan
sirkit yang lalulintasnya pertama-tama ditawarkan melalui sirkit langsung
sibuk. Maka lalulintas dilimpahkan pada 1 atau lebih sirkit tandem melalui 1
atau lebih sentral tandem.
Ketentuan
Rute Jaringan
Dalam penentuan
rute, diusahakan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan melalui
pemilihan jalur yang seefektif dan secepat mungkin. Namun di samping itu harus
pula diperhatikan factor efesiensi perusahaan dan kemungkinan perkembangan
teknologi di masa datang.
Untuk
maksud itu yang perlu diperhatikan adalah:
a. Sentral-sentral
local dalam suatu wilayah dihubungkan langsung satu dengan yang lainnya atau
melalui sentral tandem.
b. Jumlah
sentral tandem dalam suatu hubungan dalam suatu jaringan wilayah diusahakan
seminim mungkin.
c. Dalam
suatu wilayah yang mempunyai banyak sentral tandem, rute alternative diusahakan
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kemungkinan rute tidak terlalu
berbelit-belit.
d. Dalam
keadaan tertentu, hubungan antar sentral dalam satu wilayah dapat
diselenggarakan melalui sentral SLJJ primer.
e. Bila
peminat jasa telekomunikasi cukup besar, maka 2 buah sentral local pada dua
wilayah yang berdekatan dapat dihubungkan dengan melalui sirkit langsung.
f. Hubungan
kepelayanan khusus local (11x) disalurkan melalui sentral local, sedangkan
pelayanan khusus terpusat dirutekan ke sentral SLJJ nya.
Penentuan Rute Jarak Jauh
Pengadaan
jaringan jarak jauh memerlukan biaya besar, karena itu pemanfaatannya harus
seefektif mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan suatu pengatur
rute yang tepat.
Factor
yang perlu diperhatikan dalam pengaturan rute jarak jauh ini adalah:
a. Luas
daerah dan keadaaan geografis. Hal ini akan menentukan tingkat hirarkis sentral
SLJJ, jumlah kanal dan media transmisi yang digunakan.
b. Kepadatan
penduduk dan jumlah peminat, akan menentukan kepadatan lalulintas antar sentral
serta pengelompokkannya.
c. Pengaturan
yang sederhana, mudah dipahami oleh para perencana pembangunan dan
pemeliharaan.
sumber : Presentasi Mata Kuliah Jaringan Telekomunikasi, Eka Purwa Laksana
No comments:
Post a Comment