Pages

Wednesday, October 3, 2012

Jaringan Telekomunikasi : Access dan Backbound Network



Secara garis besar jaringan telekomunikasi terdiri dari dua ruas yaitu
1.      Ruas antara terminal dan switching, ruas ini disebut access network
2.      Ruas antara switching dan switching, ruas ini disebut backbound network




Jaringan Akses / Access Network
Jaringan akses telekomunikasi dapat dibagi atas :
1.      Jaringan Lokal Akses Kabel (Jarlokab/Jarkab)
i)        Jaringan yang menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya.
ii)      Jaringan yang paling lama dan paling banyak digunakan.
iii)    Jaringan ini merupakan jenis jaringan yang tertua di Indonesia, yang dimiliki oleh operator PT. Telkom.
iv)    Jaringan akses tembaga sering disebut jaringan akses metalik yang telah memiliki ± 9 juta sst (satuan sambungan telepon).

2.      Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar)
i)        Jaringan yang menggunakan radio sebagai media aksesnya.
ii)      Jaringan ini sekarang sering disebut sebagai dengan BWA (Broadband Wireless Access).
iii)    Jaringan ini memanfaatkan penggunaan spectrum frekuensi untuk berbagai aplikasi telekomunikasi.

3.      Jaringan Lokal Akses Fiber Optik
i)        Jaringan ini menggunakan serat optic sebagai medianya.
ii)      Aplikasinya terdiri dari FTTZ (Fiber To The Zone), FTTC (Fiber To The Curb), FTTB (Fiber To The Building) dan FTTH (Fiber To The Home).
iii)    Jaringan Lokal Akses Fiber dimiliki oleh beberapa operator yaitu : PT Telkom, PT Indosat, Exelcomindo.
            Arsitektur jaringan fiber optic secara umum
·         Sistem Jarlokaf setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto elektronik, yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto elektronik di sisi pelanggan.
·         Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO)
·         Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optic ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optic ke sinyal elektronik.

4.      Jaringan Akses Satelit
i)        Jaringan ini dapat menjangkau antar pulau dan antar benua, tergantung pada coverage area dari satelit.
ii)      Beberapa operator satelit di Indonesia diantaranya : PT Telkom, PT Indosat, PT PSN (Pasifik Satelit Nusantara) dan PT Cakrawala.

Signaling
·         Pengertian
            Signaling adalah semua pensinyalan yang dibutuhkan dalam melakukan panggilan di jaringan telekomunikasi.
·         Arah sinyal
a.       Arah signaling terdiri dari arah forward dan arah reverse
b.      Jika panggilan berasal dari A menuju B, maka forward signal mengalir dari telepon A menuju sentral telepon B tempat B berada.
c.       Sedangkan reverse signal adalah sebaliknya
·         Syarat signaling
a.       Handal. Transfer informasi yang handal (pelanggan yang ditujulah yang ringing).
b.      Cepat. Proses call set up cepat.
c.       Tanpa noise.
·         Klasifikasi signaling
a.       Subscriber – Exchange signaling, signaling yang terjadi antara pesawat pelanggan dengan sentral ataupun sebaliknya. Signaling ini lebih dikenal sebagai subscriber signaling.
b.      Exchange – Exchange signaling, yaitu signaling yang terjadi antar sentral telepon. Signaling antar sentral terdiri dari Channel Associated Signaling (CAS) dan Common Channel Signaling (CCS).
·         Subscriber signaling
a.       Pelanggan ke sentral à signaling yang berasal dari pesawat pelanggan, terdiri dari on-off hook, nomor dial dan informasi jumlah uang (pay phone).
b.      Sentral ke pelanggan, yaitu signaling yang dikirimkan oleh sentral ke pesawat pelanggan, terdiri dari info status sentral sibuk atau tidak, info status pelanggan yang dipanggil sibuk atau tidak, info status pelanggan yang dipanggil sibuk atau tidak, info charging serta dering.
·         Exchange to exchange signaling
a.       Common Associated Signaling (CAS), yaitu signaling dimana informasi speech dan informasi signaling mengalir melalui jalur yang sama.
b.      Common Channel Signaling (CCS), yaitu signaling dimana informasi speech dan informasi signaling mengalir melalui jalur yang terpisah.



Pengaturan Rute (Routing)
            Suatu upaya untuk menentukan jalan yang ditempuh (penyaluran informasi) guna membangun sistem perhubungan.

Pengaturan Rute Jaringan Wilayah
Perencanaan tersebut harus dapat menampung:
·         Pertumbuhan lalu lintas telekomunikasi masa datang
·         Perkembangan ilmu dan teknologi
·         Perubahan peralatan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
·         Sekecil mungkin resiko kesalahan perhitungan dan peramalan

Jaringan Wilayah
1.      Jaringan Daerah Pedesaan (Rural)
·         Untuk penduduknya belum padat (pedesaan), disediakan sentral berkapasitas kecil. Sentral ini tidak dijaga, tetapi dikendalikan oleh sentral induk yang lebih besar (remote exchange)
·         Daerah luar kota, dapat dilengkapi dengan sentral local (terminal), tergantung dari besar kecilnya daerah kota tersebut. Semua hubungan dari dan ke tempat ini disalurkan (routing) melalui sentral induk.
2.      Jaringan Lokal Sentral Tunggal
            Jaringan local sentral tunggal adalah jaringan yang terdapat pada suatu kota yang pelanggannya dicatu oleh satu sentral saja. Sentral ini mempunyai operator sendiri untuk melayani informasi.
3.      Jaringan Lokal Multi Exchange
            Setiap sentral local yang ada di kota multi exchange ini melayani pelanggan yang ada di daerah lokalnya, sehingga membentuk jaringan pelanggan. Di samping jaringan pelanggan di tiap-tiap sentral, juga sentral-sentral tersebut dihubungkan satu sama lain dengan jaringan junction. Dengan jaringan junction ini memungkinkan para pelanggan di seluruh kota dapat saling berhubungan.

           
Ada 3 macam hubungan yang dapat dilakukan oleh sentral-sentral yang bersangkutan, yaitu:
1.      Sirkuit Langsung (Direct Circuit)
            Direct circuit ini merupakan sirkuit yang berhubungan langsung antara 2 sentral local, guna menampung semua lalu lintas atas 2 sentral yang bersangkutan.



2.      Sirkuit Tandem
            Sirkuit yang menampung seluruh lalu lintas antar 2 sentral atau lebih dengan melalui 1 atau lebih sentral tandem




3.      Rute Alternatif
            Penggunaan sirkit yang lalulintasnya pertama-tama ditawarkan melalui sirkit langsung sibuk. Maka lalulintas dilimpahkan pada 1 atau lebih sirkit tandem melalui 1 atau lebih sentral tandem.



Ketentuan Rute Jaringan
            Dalam penentuan rute, diusahakan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan melalui pemilihan jalur yang seefektif dan secepat mungkin. Namun di samping itu harus pula diperhatikan factor efesiensi perusahaan dan kemungkinan perkembangan teknologi di masa datang.
Untuk maksud itu yang perlu diperhatikan adalah:
a.       Sentral-sentral local dalam suatu wilayah dihubungkan langsung satu dengan yang lainnya atau melalui sentral tandem.
b.      Jumlah sentral tandem dalam suatu hubungan dalam suatu jaringan wilayah diusahakan seminim mungkin.
c.       Dalam suatu wilayah yang mempunyai banyak sentral tandem, rute alternative diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kemungkinan rute tidak terlalu berbelit-belit.
d.      Dalam keadaan tertentu, hubungan antar sentral dalam satu wilayah dapat diselenggarakan melalui sentral SLJJ primer.
e.       Bila peminat jasa telekomunikasi cukup besar, maka 2 buah sentral local pada dua wilayah yang berdekatan dapat dihubungkan dengan melalui sirkit langsung.
f.       Hubungan kepelayanan khusus local (11x) disalurkan melalui sentral local, sedangkan pelayanan khusus terpusat dirutekan ke sentral SLJJ nya.

Penentuan Rute Jarak Jauh
            Pengadaan jaringan jarak jauh memerlukan biaya besar, karena itu pemanfaatannya harus seefektif mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan suatu pengatur rute yang tepat.
Factor yang perlu diperhatikan dalam pengaturan rute jarak jauh ini adalah:
a.       Luas daerah dan keadaaan geografis. Hal ini akan menentukan tingkat hirarkis sentral SLJJ, jumlah kanal dan media transmisi yang digunakan.
b.      Kepadatan penduduk dan jumlah peminat, akan menentukan kepadatan lalulintas antar sentral serta pengelompokkannya.
c.       Pengaturan yang sederhana, mudah dipahami oleh para perencana pembangunan dan pemeliharaan.


 sumber : Presentasi Mata Kuliah Jaringan Telekomunikasi, Eka Purwa Laksana


No comments:

Post a Comment